pagii sobatt sidik7.
kali ni saya akan memposting sebuah kisah cinta yang bagus untuk di baca, karna didlm crita tersebut memiliki banyak sekali nilai positif yang dapat kita ambil, untuk menjadikan bekal hidup kita di masa depan. dan let's gooo!!!!!!!! ayooo bung,, neng,, baca baik- baik dan rasakan kalau anda- anda menjadi toko cerita dibawah ini.
Cerita yang mengharukan dan dapat memotivasi para suami dan juga para istri maupun calon suami istri.
Suatu hari di sebuah rumah mewah di pinggiran desa, ada sepasang suami
istri, Rudi dan sang istri bernama yuli. Rudi adalah anak tunggal
keturunan orang terpandang di desa itu, sedangkan Yuli adalah anak orang
biasa.
Namun kedua orang tua Rudi, sangat menyayangi menantu
satu-satunya itu. Karena selain rajin, patuh dan taat beribadah, Yuli
juga sudah tidak punya saudara dan orang tua lagi. Karna meninggal saat
ia masih kecil.
Orang memandang, mereka adalah pasangan yg sangat
harmonis. Para tetangganya pun tahu bagaimana mereka dulu merintis
usaha dari kecil untuk mencapai kehidupan mapan seperti sekarang ini.
Sayangnya, pasangan itu belum lengkap.
Dalam kurun waktu sepuluh
tahun usia pernikahannya, mereka belum juga dikaruniai seorang anak.
Akibatnya Rudi putus asa hingga walau masih sangat cinta, dia berniat
untuk menceraikan sang istri, yg dianggap tidak mampu memberikan
keturunan sebagai penerus generasi.
Setelah melalui perdebatan,
dengan sedih dan duka yg mendalam, akhirnya Yuli pun menyerah pada
keputusan suaminya untuk tetap bercerai.
Sambil menahan perasaan yg tidak menentu, suami istri itupun menyampaikan rencana perceraian tersebut kepada orang tuanya.
Orang tuanya pun menentang keras, sangat tidak setuju, tapi tampaknya
keputusan Rudi sudah bulat. Dia tetap akan menceraikan Yuli.
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya dengan berat hati kedua orang tua
itu menyetujui perceraian tersebut dengan satu syarat, yaitu agar
perceraian itu juga diselenggarakan dalam sebuah pesta yg sama besar
seperti besarnya pesta saat mereka menikah dulu. Karena tak ingin
mengecewakan kedua orang tuanya, maka persyaratan itu pun disetujui.
Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan. Saya berani sumpah bahwa
itu adalah sebuah pesta yg sangat tidak membahagiakan bagi siapapun yg
hadir.
Pak Rudi nampak tertekan, stres dan terus menenggak
minuman beralkohol sampai mabuk dan sempoyongan. Sementara Yuli tampak
terus melamun dan sesekali mengusap air mata di pipinya.
Di sela mabuknya itu tiba-tiba Rudi berdiri tegap dan berkata lantang,
"Istriku, saat kamu pergi nanti... ambil saja dan bawalah serta semua
barang berharga atau apapun itu yg kamu suka dan kamu sayangi..!"
Setelah berkata demikian, tak lama kemudian ia semakin mabuk dan akhirnya tak sadarkan diri.
Keesokan harinya, seusai pesta, Rudi terbangun dengan kepala yg masih
berdenyut-denyut berat. Dia merasa asing dengan keadaan disekelilingnya,
tak banyak yg dikenalnya kecuali satu. Yuli istrinya, yg masih sangat
ia cintai, sosok yg selama bertahun-tahun ini menemani hidupnya.
Maka, dia pun lalu bertanya,
"Ada dimana aku..? Sepertinya ini bukan kamar kita..? Apakah aku masih mabuk dan bermimpi..? Tolong jelaskan..."
Yuli pun lalu menatap suaminya penuh cinta, dan dengan mata berkaca dia menjawab,
"Suamiku... ini dirumah peninggalan orang tuaku, dan orang-orang ini
para tetangga. Kemarin kamu bilang di depan semua orang bahwa aku boleh
membawa apa saja yg aku mau dan aku sayangi. Dan perlu kamu tahu, di
dunia ini tidak ada satu barangpun yg berharga dan aku cintai dengan
sepenuh hati kecuali kamu. Karena itulah kamu sekarang kubawa serta
kemanapun aku pergi...!"
Dengan perasaan terkejut setelah
tertegun sejenak dan sesaat tersadar, Rudi lalu bangun dan kemudian
memeluk istrinya erat dan cukup lama sambil terdiam. Yuli hanya bisa
pasrah tanpa mampu membalas pelukannya. Ia biarkan kedua tangannya tetap
lemas, lurus sejajar dengan tubuh kurusnya.
"Maafkan aku
istriku, aku sungguh bodoh dan tidak menyadari bahwa ternyata sebegitu
dalamnya cintamu buat aku. Sehingga walau aku telah menyakitimu dan
berniat menceraikanmu sekalipun, kamu masih tetap mau membawa serta
diriku bersamamu dalam keadaan apapun..."
Kedua suami istri
itupun akhirnya ikhlas berpelukan dan saling bertangisan melampiaskan
penyesalannya masing-masing. Mereka akhirnya mengikat janji (lagi)
berdua untuk tetap saling mencintai hingga ajal memisahkannya..
‘’ketahuilah sobat bahwa tujuan utama dalam pernikahan bukanlah hanya
untuk mendapatkan keturunan, memang diakui keturunan sangatlah di
harapkan dalam pernikahan, tapi masih banyak hal-hal yang perlu di
selami dalam hidup berumah tangga
.
Untuk itu kita perlu
meluruskan kembali tujuan kita dalam menikah, yaitu peneguhan janji
sepasang suami istri untuk saling mencintai, saling menjaga baik dalam
keadaan suka maupun duka. Melalui kesadaran tersebut, apapun kondisi
rumah tangga yang kita jalani akan menemukan suatu solusi.
Sebab
proses menemukan solusi dengan berlandaskan kasih sayang ketika
menghadapi sebuah masalah, sebenarnya merupakan salah satu kunci
keharmonisan rumah tangga kita.’’
"Harta dalam rumah tangga itu
bukanlah terletak dari banyaknya tumpukan materi yg dimiliki, namun dari
rasa kasih sayang dan cinta pasangan suami istri yg terdapat dalam
keluarga tersebut. Maka jagalah harta keluarga yg sangat berharga
itu..!"
sumber : https://www.facebook.com/KisahIslamiKisahMualaf/posts/499598426740005